Menyambut peringatan hari Radio 2013 pada 11 September, Palang Merah Indonesia (PMI) bekerjasama dengan Radio Republik Indonesia (RRI) melaksanakan aksi donor darah sukarela bertajuk “Indonesia Berdonor”, serempak di stasiun radio RRI seluruh Indonesia, Rabu (4/9).
Kegiatan donor darah di Provinsi Aceh terdapat di Stasiun RRI Lhokseumawe, Stasiun RRI Aceh Tengah, Unit Donor Darah (UDD) PMI Kabupaten Aceh Utara. Sementara itu di Provinsi Jawa Tengah kegiatan donor darah dilaksanakan di Stasiun RRI Semarang.
Drs. Danang Prabowo, Kabid Layanan Pengembangan Usaha LPP RRI Semarang menjelaskan bahwa Indonesia Berdonor merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan RRI tiap tahun. “Kegiatan ini dilakukan serentak oleh RRI diberbagai wilayah di Indonesia, menyambut peringatan Hari Radio ke 68 tahun,” terangnya.
Pada penyelengaraan kegiatan Indonesia Berdonor tahun ini, terkumpul sebanyak 191 kantong darah, 97 kantong di Semarang, 31 kantong di Takengon Aceh Tengah, 63 kantong di Lhokseumawe dan Aceh Utara. Kegiatan donor darah ini diikuti oleh karyawan RRI, anggota TNI, dan masyarakat umum.
Selain donor darah, RRI juga menyelenggarakan dialog interaktif bersama PMI. Ketua PMI Kabupaten Aceh, Utara Ismed Nur AJ Hasan, S. Sos, menjadi narasumber dalam kegiatan Talkshow Donor Darah di LPP RRI Kota Lhokseumawe, Sedangkan di Semarang Dr.Iswara Chandra Herlina, Kadiv. Yankes dan UKTD (Pelayanan Kesehatan dan Upaya Kesehatan Transfusi Darah) PMI Jateng menjadi narasumber dalam Talkshow Donor Darah.
Dr.Iswara Chandra Herlina mengatakan donor darah harus bisa dijadikan gaya hidup. “Donor darah itu banyak manfaat, selain membantu sesama juga membuat tubuh semakin bugar,” Ujar Dr.Iswara Chandra Herlina.
Iswara juga menerangkan bahwa donor darah sebaiknya dilakukan setiap 3 – 4 bulan sekali. Sel darah merah akan kembali berkualitas setelah interval waktu sekitar 120 hari (4 bulan). “Darah yang diambil harus darah yang baik, yang memenuhi syarat. Sehingga layak untuk diberikan kepada yang membutuhkan,” terangnya kepada Irwan, seorang penelepon dari Semarang.
Seorang penanya lain, , menanyakan tentang mahalnya harga darah dari PMI. “Darah tidak dijual. Biaya yang dikeluarkan sebagai sebagai pengganti biaya pengolahan seperti kantong darah, pemeriksaan darah, dan lainnya,” papar Iswara.
Sri Agung Magdalena (53 tahun) seorang Staf RRI bidang Perencanaan Siaran, yang menyumbangkan darah mengungkapkan bahwa dengan rutin menyumbangkan darah itu membuat badan terasa segar dan bugar. “Mari tingkatkan donor darah untuk kemanusiaan dan kesehatan badan kita sendiri,” tutur ibu yang sudah mengabdi di RRI sejak 1981.
Untuk meningkatkan budaya donor darah sukarela, RRI siap membantu PMI dalam mensosialisasikan dan memasyarakatkan donor darah dikalangan masyarakat, baik di perkotaan dan pedesaan.
http://www.pmi.or.id/ina/news/?act=detail&p_id=1070